About

MY BLOG

Selamat Datang Di Blog Nuri Prihanto Nugroho

Makna Simbol Dalam Pancasila

 Filosofi Lambang Negara



Burung Garuda

Penggunaan burung garuda sebagai lambang negara memiliki makna tersendiri, berikut ini penjelasannya:

  • Burung Garuda adalah burung yang sudah dikenal dalam mitologi kuno pada sejarah Nusantara (Indonesia), yaitu tunggangan Dewa Wishnu yang berwujud seperti burung elang rajawali. Dengan menggunakan burung Garuda ini, Negara Indonesia digambarkan sebagai negara yang kuat dan besar.
  • Warna keemasan pada tubuh burung Garuda mencerminkan kejayaan dan keagungan.
  • Sayap, paruh, cakar dan ekor burung Garuda melambangkan tenaga dan kekuatan pembangunan.
  • Jumlah bulu burung Garuda mengambarkan tanggal proklamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, yaitu tanggal 17-Agustus-1945, diantaranya: Jumlah bulu yang terdapat pada masing-masing sayap berjumlah 17, Jumlah bulu yang terdapat pada ekor berjumlah 8, Jumlah bulu yang terdapat di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, Jumlah bulu yang terdapat di leher berjumlah 45.

Perisai

Burung Garuda juga mengenakan perisai yang bergambar 5 simbol. Perisai ini sendiri memiliki beberapa makna, diantaranya:

  • Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam budaya dan peradaban Nusantara bahkan dunia sebagai senjata yang melambangkan  perlindungan, pertahanan dan perjuangan diri untuk mencapai tujuan.
  • Terdapat sebuah garis tebal yang melintang horisontal terletak ditengah perisai menggambarkan garis khatulistiwa yang menjadi letak Negara Indonesia.
  • Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.
  • Warna dasar pada ruang perisai merupakan merah putih yang mencerminkan bendera Negara Indonesia. Sedangkan pada bagian tengahnya menggunakan warna hitam.

Makna simbol dan sila Pancasila

Membaca simbol-simbol pada Pancasila dimulai dari bagian tengah. Kemudian menuju bagian kiri bawah, kiri atas, kanan atas, dan kanan kawah. Menentukan kiri dan kanan berdasarkan sudut padang dari burung Garuda.

Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Makna dan nilai dari sila ini yaitu beriman kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya.

Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam sila pertama yaitu:

  1. Yakin terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang maha sempurna.
  2. Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintahnya dan menjauhi semua larangan-Nya.
  3. Bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.
  4. Tidak memaksakan suatu agama dan keperyaaan kepada orang lain.
  5. Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah.

Sila Kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Makna dan nilai dari sila ini yaitu setiap warga negara hendaklah mengakui persamaan derajat, persamaan kewajiban antara sesama manusia sebagai asas kebersamaan bangsa Indonesia, dan persamaan hak. Dengan menjunjung tinggi persamaan derajat, hak, dan kewajiban, maka seluruh bangsa Indonesia bersama-sama akan mampu menegakkan dan juga memelihara kebersamaan.

Penerapan nilai-nilai sila kedua dalam kehidupan sehari-hari diantaranya

  1. Mengembangkan sikap saling menghargai dan tenggang rasa sesama manusia.
  2. Mengakui persamaan derajat sesama manusia.
  3. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  4. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Sila Ketiga, Persatuan Indonesia

Pohon beringin digambarkan mempunyai banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai latar belakang budaya yang beragam.

Makna yang terkandung dalam sila ini adalah menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia.

Penerapan nilai-nilai sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

  1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Menerapkan sikap cinta tanah air dan rela berkorban demi bangsa dan negara.
  3. Mengakui keberagaman suku dan budaya di Indonesia sebagai pemersatu bangsa.

Sila Keempat, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan.

Makna dari sila ini yaitu setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama. Kedudukan yang sama tersebut hendaknya digunakan secara sadar dengan mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

Penerapan nilai-nilai sila keempat dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

  1. Berpartisipasi dalam kegiatan musyawarah.
  2. Melakukan musyawarah untuk mencapai keputusan bersama.
  3. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  4. Mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi.
  5. Menjalankan keputusan yang telah disekapakti dalam musyawarah.

Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Padi dan kapas mencerminkan sandang dan pangan yang menjadi kebutuhan pokok seluruh masyarakat Indonesia tanpa melihat status sosial maupun jabatan.

Hal ini mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial antara satu masyarakat dan yang lainnya.

Penerapan nilai-nilai sila kelima dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:

  1. Bersikap adil dan bijaksana dalam segala tindakan yang kita lakukan.
  2. Menghormati hak-hak orang lain.
  3. Suka memberikan pertolongan bagi orang lain yang membutuhkan.
  4. Tidak merugikan orang lain.

Pita

Pita yang dicengkram burung Garuda juga memiliki makna. Sehelai pita putih dengan tulisan “Bhinneka Tunggal Ika” berwarna hitam dicengkeram oleh Kedua cakar Garuda Pancasila.

Tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang tertulis pada pita merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular.

Kata “bhinneka” memiliki arti beraneka ragam atau berbeda-beda, sedang kata “tunggal” berarti satu, dan kata “ika” bermakna itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diartikan “Beraneka Satu Itu”, yang bermakna meskipun berbeda beda tapi hakikatnya tetap satu kesatuan.

Semboyan ini digunakan untuk melambangkan kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku, ras, budaya, bahasa, agama, dan kepercayaan.

Arti dan Letak Warna

Warna yang digunakan dalam lambang Garuda tidak diletakkan secara asal-asalan karena warna warna tersebut telah ditentukan sesuai pada bagian-bagian pada lambang Garuda Pancasila.

  • Warna hitam berarti keabadian
    Menjadi warna kepala banteng yang terdapat di lambang Garuda Pancasila. Warna hitam digunakan juga untuk warna perisai tengah latar belakang bintang, juga untuk mewarnai garis datar tengah perisai. dan Warna hitam juga dipakai sebagai warna tulisan untuk semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.
  • Warna merah berarti keberanian
    Digunakan untuk warna perisai kiri atas dan kanan bawah yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila.
  • Warna hijau berarti kesuburan dan kemakmuran
    Digunakan sebagai warna pohon beringin.
  • Warna putih berarti kesucian, kebenaran, dan kemurnian
    Dipakai untuk warna perisai kiri bawah dan kanan atas. warna putih juga diberi pada Pita yang dicengkeram oleh Burung Garuda Pancasila.
  • Warna kuning berarti kebebasan, kemegahan, dan keluruhan
    Diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna bintang, rantai, kapas, dan padi.




Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makna Simbol Dalam Pancasila"

Posting Komentar